1480. Salam Dari 'Sang Penguasa'! (Seri Nasib Cuk Ringin)

11-08-2024

Ketika sang pangeran telah menguasai Rogmana dan merasa perlu untuk menenangkan dan membuat Rogmana patuh kepada pemerintahannya, ia menunjuk Remirro de Orco, seorang yang kejam, cakap dan diberinya segala kepercayaan dan wewenang. Dalam waktu yang singkat, Remirro telah berhasil memulihkan tata tertib dan persatuan dan mendapatkan pujian besar.

Kemudian sang pangeran mengambil keputusan bahwa wewenang yang berlebihan ini tidak diperlukan lagi, karena bisa tumbuh dan tak dapat dikendalikan lagi. Karena itu ia mendirikan di tengah propinsi sebuah pengadilan sipil, yang dipimpin oleh seorang ketua yang sangat terkenal. Setiap kota mempunyai perwakilannya di pengadilan tersebut. Dengan menyadari bahwa kekejaman dari masa lalu telah banyak menimbulkan kebencian padanya, sang pangeran bertekad untuk membuktikan bahwa kekejaman yang ditimpakan, bukanlah merupakan tindakannya, tetapi dilakukan oleh sifat kejam para menterinya.

Cesare menunggu kesempatan baik ini. Kemudian, pada suatu pagi, tubuh Remirro ditemukan terpotong dua di lapangan Cesena bersama sepotong kayu dan sebilah pisau berdarah di samping tubuhnya. *** (*)

*) Niccolo Machiavelli, Sang Penguasa, Penerbit Gramedia, 1987, hlm. 29-30

1481. 'Perang Modern' dan TBtF-nya

12-08-2024

Perang Modern yang sering disinggung oleh Ryamizard Ryacudu mempunyai tahap-tahapannya, infiltrasi, eksploitasi, politik adu domba, cuci otak, dan terakhir invasi/penguasaan. Ketika selangkah lagi akan sampai pada tahap akhir: invasi/penguasaan, maka akan dirasakan betapa mahalnya jika kemudian gagal, atau katakanlah: too-big-to-fail. Tahap-tahap infiltrasi, eksploitasi, politik adu domba, dan cuci otak akan mengalami kesulitan besarnya jika ada sense of emergency yang kuat. Terutama di ranah negara. Dan bahkan dari bermacam penampakan selama bertahun terakhir kita orang-orang biasa saja bisa merasakan bahwa gangguan akan adanya sense of emergency ini terutamanya adalah: keserakahan. Apalagi bagi yang bertahun mendalami soal taktik-strategi. Maka strategi dasar menuju ke tahap akhir dalam Perang Modern adalah keserakahan. Orang-orang serakah adalah ‘bidak-bidak’ idaman bagi perancang strategi-taktik Perang Modern ini. Orang-orang serakah dalam ranah negara adalah ‘bidak-bidak’ idaman dalam tahap infiltrasi, eksploitasi dst. Keserakahan dalam banyak halnya itu akan membuat ‘mudah lupa’ akan potensi bahaya infiltrasi, eksploitasi, dan seterusnya itu. Bagi ‘mereka-mereka’: greed is good.

Apakah kita sedang dalam situasi perang? Melihat bermacam kerusakan yang terjadi, luas dan kedalamannya, maka tidak berlebihan jika kemudian ada yang menghayati bahwa kita memang sedang dalam situasi perang, dari kacamata Ryamizard Ryacudu di atas: Perang Modern. Dan dalam perang ini ada yang sudah meyakini bahwa sudah sampai pada tahap invasi/penguasaan. Invasi? Mengapa tidak, sebagai pilihan terakhir-pun sudah ‘disiapkan’ pelabuhan dan lapangan-lapangan terbang di titik-titik strategis, dan siap untuk menerjunkan pasukan. Bahkan infrastrukturnya sudah disiapkan atas biaya yang mau dikuasai itu! Puncak dari hilangnya sense of emergency! Puncak dari segala keserakahan itu.

Jika tahap penguasaan sudah di depan mata, maka: too-big-to-fail-lah. At all cost jadinya. Tanpa sungkan, tanpa beban. *** (12-08-2024)

1482. Setelah Reklamasi Batal

13-08-2024

Mungkin banyak yang sudah lupa bagaimana jalan cerita batalnya reklamasi Teluk Jakarta beberapa tahun lalu. Tetapi yakinlah, ada yang tidak akan melupakan peristiwa ini. Buktinya? Hampir dua tahun terakhir adalah buktinya, melalui Pj. Gubernur tunjukkan yang bahkan masih merangkap jabatan lain itu. Bagaimana aèng-aèng-nya kebijakan saat menjabat sebagai Pj. Gubernur. Maka yang dihadapi oleh Anies B. dalam proses pencalonan Pilkada Jakarta kali ini bukanlah penjegalan atau sekitar-sekitarnya, tetapi sudah lebih sebagai: ultimatum. Seakan semua sedang dipertaruhkan, tak peduli lagi dengan yang lain-lainnya. At all cost. *** (13-08-2024)

1483. Salam Dari 'Sang Penguasa'! (Seri Nasib Gedung 'Bau' Kolonial)

Setelah dipakai-dinikmati selama hampir 10 tahun, dengan tanpa beban dilempar di tengah lapangan pengadilan demi gegayaan, sok-sok-an ....

14-03-2024

Ketika sang pangeran telah menguasai Rogmana dan merasa perlu untuk menenangkan dan membuat Rogmana patuh kepada pemerintahannya, ia menunjuk Remirro de Orco, seorang yang kejam, cakap dan diberinya segala kepercayaan dan wewenang. Dalam waktu yang singkat, Remirro telah berhasil memulihkan tata tertib dan persatuan dan mendapatkan pujian besar.

Kemudian sang pangeran mengambil keputusan bahwa wewenang yang berlebihan ini tidak diperlukan lagi, karena bisa tumbuh dan tak dapat dikendalikan lagi. Karena itu ia mendirikan di tengah propinsi sebuah pengadilan sipil, yang dipimpin oleh seorang ketua yang sangat terkenal. Setiap kota mempunyai perwakilannya di pengadilan tersebut. Dengan menyadari bahwa kekejaman dari masa lalu telah banyak menimbulkan kebencian padanya, sang pangeran bertekad untuk membuktikan bahwa kekejaman yang ditimpakan, bukanlah merupakan tindakannya, tetapi dilakukan oleh sifat kejam para menterinya.

Cesare menunggu kesempatan baik ini. Kemudian, pada suatu pagi, tubuh Remirro ditemukan terpotong dua di lapangan Cesena bersama sepotong kayu dan sebilah pisau berdarah di samping tubuhnya. *** (*)

*) Niccolo Machiavelli, Sang Penguasa, Penerbit Gramedia, 1987, hlm. 29-30

1484. Apa, Siapa "The Ugly"-nya?

14-08-2024

Setiap diktator, sejarah banyak mencatat, hampir selalu punya 'polisi rahasia' dengan kekejaman tanpa batas. Benarkah?

Klik:

https://www.pergerakankebangsaan.com/001-The-Good-The-Bad-The-Ugly/