1475. 'Kotak Kosong' Jangan Jadi Kebiasaan

09-08-2024

Peristiwa Pilkada dengan menghadirkan ‘kotak kosong’, satu-dua kali mungkin ‘kecelakaan’, atau taktik-strategi yang belum sempat ‘direfleksikan’ oleh kebanyakan. Tetapi jika kemudian menjadi ‘kebiasaan’ atau kemudian dipandang sebagai taktik-strategi yang sah-sah saja, maka si-pembayar pajak yang juga pemilih semestinya mulai berpikir panjang, ada apa dengan republik? Si-pembayar pajak tentu sah-sah saja kemudian bertanya, republik seperti apa yang kami miliki? Atau, republik macam apa yang sudah mengumpulkan dan mengelola pajak-pajak kami? Maka jangan salahkan si-pembayar pajak jika kotak kosong ini menjadi kebiasaan kemudian semakin percaya bahwa rejim 10 tahun terakhir ini sebenarnya adalah rejim perusak republik. Merusak segala aspek kehidupan republik. Republik menjadi rusak-rusakan oleh polah-tingkah rejim 10 tahun terakhir ini.

Sifat, watak, wajah, dan suasana suatu bangsa ditentukan langsung oleh derajat kemampuan, seni, dan efektivitas bangsa itu dalam mengendalikan kekuasaan. Bangsa yang merdeka per definitionem adalah bangsa yang efektif mampu mengendalikan kekuasaan dalam sebuah keseimbangan, demi kebaikan dan perbaikan masyarakat seluruhnya,” demikian ditulis Mangunwijaya dalam Kini Kita Semua Perantau (Kompas, 1-3 September 1989, cetak miring asli). Kita bisa melihat, bahkan setelah seperempat abad pasca-1998 itu ‘aura’ depolitisasi jaman old itu masihlah sangat terasa. Meski ‘massa mengambang’ sudah semakin terkikis, bukan berarti depolitisasi terus berhenti. Sepuluh tahun terakhir depolitisasi itu sungguh seakan sedang ditulis ulang, bukan ‘massa mengambang’ bidikannya, tetapi ‘elit mengambang’. Dan ‘kotak kosong’ adalah puncak gunung es dari gejala ‘elit mengambang’ ini.

Menurut Arnold J. Toynbee, peradaban berkembang salah satunya adalah adanya respon dan tantangan. Tantangan yang terlalu besar bisa-bisa akan menghancurkan peradaban, tetapi yang kecil-kecil saja bisa-bisa akan membuat mundurnya peradaban, paling tidak jika dibandingkan ‘kecepatan’ dari lainnya. ‘Kotak kosong’ adalah gambaran si-‘minoritas kreatif’ – kalau toh dipakai sebutan itu untuk ‘mereka-mereka’ itu, sudah tidak peduli lagi soal bagaimana sebuah peradaban mesti berkembang. Terutama demi kebaikan dan perbaikan masyarakat seluruhnya, jika memakai kutipan Mbah Mangun di atas. ‘Elit’ menjadi ‘mengambang’ karena mereka sudah tidak peduli pada ‘kebaikan umum’ lagi – apapun sebab-musababnya ‘mereka-mereka’ itu sampai pada perilaku seperti itu. Maka memang, rejim sepuluh tahun terakhir ini hanyalah merusak republik saja. ‘Timbangannya’ jauh njomplang ke arah rusak-rusakan. Dan nampaknya perlu berpuluh tahun untuk memperbaikinya. Asu-lah. Merdeka …, cuk. *** (09-08-2024)

1477. RK untuk IKN?

10-08-2024

Mengapa tidak? Namanya politik kucluk-kucluk-an, mlipir dengan segala tipu-tipu bisa-bisa dianggap sah-sah saja. Dan pengalaman Pilkada Kota Semarang[1] bisa tuh. Hasil pilihan kemudian ‘dibajak’ begitu saja melalui rute kucluk-kucluk-an. Ketika sik-RK dengan menanggung segala ‘dosa’ karena melawan ‘kotak kosong’, selang berapa bulan kemudian ia diangkat sebagai CEO-nya otorita IKN, atau sebagai staf-super-khusus Wapres. Silahkan pilih, nggak ada bedanya karena yang penting bagaimana sik-RK pergi dan tinggallah sik-K itu yang kemudian dengan bebas memainkan peran kacung-jongos-total-nya. Dengan program utamanya; Jakarta for sale! Jadi gimana, cuk … masih teriak-teriak: merdéka?! Atau ikut main kucluk-kucluk-an. Terlanjur basah mandi sekalian? *** (10-08-2024)

[1] https://pergerakankebangsaan.org/tulisan-29, No. 1216

1478. Tidak Sekedar Bergeser ke Zona Makan

11-08-2024

Meski bermacam gejala pelemahan daya beli sudah banyak dirasakan, tetapi tulisan Muhamad Chatib Basri, Kelas Menengah: Dari Zona Nyaman ke Zona Makan (Kompas, 24 Juli 2024) tetaplah menyentak. Tetapi apakah ini hanya soal kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah? Apakah kita tidak bisa menghayatinya sebagai kelas pembayar pajak, kelas pemungut pajak, dan kelas pengelola pajak? Jika ‘nilai lebih’ para pekerja di banyak tempat dipanen secara ugal-ugalan oleh pemilik kapital, dan kemudian muncul istilah eksploitasi, alienasi, reifikasi, dan seterusnya itu, bukankah hal-hal itu dalam situasi tertentunya bisa dirasakan oleh kelas pembayar pajak?

Ugal-ugalannya panen ‘nilai lebih’ dalam kapitalisme menjadi mengusik ketika penghayatan akan hal tersebut dilempar ke ‘dunia ke-tiga’ (popperian) oleh Marx dkk. Ugal-ugalannya si-pemungut pajak dan pengelola pajak seakan menjadi hal ‘normal-normal’ saja ketika pajak kemudian dihayati sebagai upeti dalam nuansa feodalisme. Maka tak mengherankan bagaimana penampakan ‘upaya keras’ untuk tampil dalam nuansa feodal-pun seakan sudah menjadi rentetan peristiwa pembiasaan.[1] Dalam suasana res-publika, semestinya ada ‘garis-penghubung’ antara pembayar pajak-pemungut pajak-pengelola pajak, dan itu adalah: kepercayaan. Pajak adalah hal publik yang mesti dipertanggung-jawabkan. Tetapi yang terjadi, hanya kelas pembayar pajaklah yang harus dapat dipercaya, bahwa ia pasti akan bayar pajak. Sedangkan dalam banyak penampakannya, terlebih kelas pengelola pajak justru sering menampakkan diri ia tidak peduli lagi soal kepercayaan itu. Semau-maunya. *** (11-08-2024)

[1] Lihat misalnya –paling baru, https://x.com/WGreborn/status/1822117349253894560

1479. Serba-serbi Dunia Mukidi

11-08-2024

Rai (05-04-2018)

https://www.pergerakankebangsaan.com/037-Rai/

Mukidi Dadi Ratu (20-04-2018)

https://www.pergerakankebangsaan.com/052-Mukidi-Dadi-Ratu/

Mukidi Dadi Ratu 2 (22-04-2018)

https://www.pergerakankebangsaan.com/053-Mukidi-Dadi-Ratu-2/

Kromo nJengat (04-05-2018)

https://www.pergerakankebangsaan.com/061-Kromo-nJengat/

Mukidi Nggedebus (25-05-2018)

https://www.pergerakankebangsaan.com/077-Mukidi-Nggedebus/

Mukidi: “Waktu Aku Kecil …” (31-05-2018)

https://www.pergerakankebangsaan.com/083-Mukidi-Waktu-aku-kecil/

Mukidi: “Aku Ora Wedi …” (11-02-2019)

https://www.pergerakankebangsaan.com/210-Mukidi-Aku-Ora-Wedi/

Ora Percoyo?! Étungen Dhéwé … (04-03-2019)

https://www.pergerakankebangsaan.com/229-Ora-Percoyo-Etungen-Dhewe/

Ups, Ketemu Pak Lurah Mukidi (21-03-2019)

https://www.pergerakankebangsaan.com/247-Ups-Ketemu-Pak-Lurah-Mukidi/

Urik (Banget) (05-04-2019)

https://www.pergerakankebangsaan.com/258-Urik-Banget/

Urik (Bingiiit) (12-04-2019)

https://www.pergerakankebangsaan.com/262-Urik-Bingiiit/

Mukidi: “Tak Penthung Kowé …” (16-07-2019)

https://www.pergerakankebangsaan.com/349-Mukidi-Tak-Penthung-Kowe/

Mukidi: “Heran Aku …” (05-08-2019)

https://www.pergerakankebangsaan.com/368-Mukidi-Heran-Aku/

Ayo Komit Nang Kebon! (27-09-2024)

https://www.pergerakankebangsaan.com/405-Ayo-Komit-nang-Kebon/

Mukidi Kaliyan Poro Sesepuh Niku (17-10-2019)

https://www.pergerakankebangsaan.com/424-Mukidi-Kaliyan-Poro-Sesepuh-Niku/

Tak Cokot Kowé … (13-11-2019)

https://www.pergerakankebangsaan.com/446-Tak-Cokot-Kowe/

Lomba Golèk Rai (03-12-2019)

https://www.pergerakankebangsaan.com/457-Lomba-Golek-Rai/

Pemimpin Gombal (07-02-2020)

https://www.pergerakankebangsaan.com/500-Pemimpin-Gombal/

Ora Ngerti?? Ndas-mu!! (04-08-2020)

https://www.pergerakankebangsaan.com/592-Ora-Ngerti-Ndas-mu/

Hikayat Kong Ambu (13-11-2020)

https://www.pergerakankebangsaan.com/629-Hikayat-Kong-Ambu/

Ora Loeloes, Nyah … (07-05-2021)

https://www.pergerakankebangsaan.com/724-Oya-Loeloes-Nyah/

Ora Lucu … (19-05-2021)

https://www.pergerakankebangsaan.com/732-Ora-Lucu/

Salus Pitik Suprema Lex (17-08-2021)

https://www.pergerakankebangsaan.com/808-Salus-Pitik-Suprema-Lex/

Prau Cepet (11-10-2021)

https://www.pergerakankebangsaan.com/833-Prau-Cepet/

Pindah Kos (21-01-2022)

https://www.pergerakankebangsaan.com/864-Pindah-Kos/

Koh Bos Repot (14-03-2022)

https://www.pergerakankebangsaan.com/892-Koh-Bos-Repot/

Jèngkèl (27-03-2022)

https://www.pergerakankebangsaan.com/900-Jengkel/

Ada Permainan, Cuk (22-04-2022)

https://www.pergerakankebangsaan.com/911-Ada-Permainan-Cuk/

Nyah Ndut Mèncrèt-mèncrèt (09-08-2022)

https://www.pergerakankebangsaan.com/966-Nyah-Ndut-Mencret-mencret/

Mas Man, Mas Mun, Mbak Tum (20-10-2022)

https://www.pergerakankebangsaan.com/1020-Mas-Man-Mas-Mun-Mbak-Tum/

Dikencingin (29-11-2022)

https://www.pergerakankebangsaan.com/1041-Dikencingin/

Uang-uang-an (17-12-2022)

https://www.pergerakankebangsaan.com/1054-Uang-uang-an/

Dikit-dikit Kok Aku … (23-12-2022)

https://www.pergerakankebangsaan.com/1058-Dikit-dikit-Kok-Aku/

Bezoek (17-08-2023)

https://pergerakankebangsaan.org/tulisan-29 No. 1215

Opo Sing Diangkat Mbak’é Kaé Cuk? (28-08-2023)

https://pergerakankebangsaan.org/tulisan-31 No. 1225

Palu Jembut (22-10-2023)

https://pergerakankebangsaan.org/tulisan-39 No. 1266